TUGAS
MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran ips sd
DI
SUSUN OLEH :
EKI
PERMANA
2013151051
3B
UNIVERSITAS KUNINGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini.
Makalah Penelitian ini adalah salah satu media yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan pembelajaran bagi saya.
Mungkin dalam makalah ini tidak
banyak dibahas dan saya mohon maaf apabila banyak kesalahan di dalam penulisan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................ 4
2. Rumusan
Masalah....................................................................................... 5
3. Tujuan.......................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi.................................................................................. 6
B. Karakteristik Evaluasi dalam
Pembelajaran IPS.................................. 7
C.
Evaluasi
Dengan Penilaian Tes................................................................ 8
D.
Evaluasi
Dengan Penilaian Non Tes....................................................... 9
E. Evaluasi Dengan Penilaian Otentik......................................................... 11
F. Bentuk-bentuk Evaluasi dalam
Pembelajaran IPS di SD..................... 12
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN..................................................................................... 13
B.
SARAN................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam sebuah proses pembelajaran
komponen yang turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi.
Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian
pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Evaluasi merupakan salah satu
kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi,
bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta
didik serta keberhasilan sebuah program.
Secara harafiah evaluasi berasal
dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa
evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik
yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran ada beberapa istilah yang sering digunakan, baik secara bersamaan
maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah pengukuran. penilaian, dan
evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan.
Mengacu pada asumsi bahwa
pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan,
proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran
evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan hasil pembelajaran.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi
pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum pelaksanaan
evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
hasil belajar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa pelaksanaan kedua jenis
evaluasi tersebut merupakan komponen system pembelajaran yang sangat penting.
Evaluasi kedua jenis komponen yang
dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan
hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan
sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju
keperbaikan kualitas hasil pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari evaluasi?
2. Bagaimana karakteristik evaluasi dalam pembelajaran
IPS?
3. Apa saja bentuk-bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS di
SD?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian evaluasi.
2. Memahami karakteristik evaluasi
dalam pembelajaran IPS.
3. Mengetahui dan dapat menyebutkan
bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal
dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk.
(1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternativekeputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001)
merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang
nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul
dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun
non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan
bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari
itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa
evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan
program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian
evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana
tujuan pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat
pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan
sebagai upaya untuk memperoleh umpan balik perbaikan program, sementara itu
evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil
keputusan (Lehman, 1990).
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah
untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf
kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan
pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan
penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas
evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau
dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks,
input, proses, dan hasil.
Proses evaluasi dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah
untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil
pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua hal tersebut pada
gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku yang
terkenal, yaitu Handbook Onformative
and Summative Evaluation of Student Learning yang
khusus membicarakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi adalah pengumpulan
bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar dalam menetapkan ada atau tidak
perubahan-perubahan dan tingkat perubahan yang terjadi pada diri anak didik.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan
pengumpulan data mengenai belajar yang dilakukan secara sistematis dan menurut
prosedur tertentu untuk dapat memberikan arti mengenai berbagai aspek belajar
yaitu aspek perolehan dalam belajar.
B. Karakteristik Evaluasi dalam
Pembelajaran IPS
Karakteristik dari pendidikan IPS
adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Hal
ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang
menghargai terhadap segala perbedaan, baik berupa pendapat, etnik agama,
kelompok, budaya dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan IPS
memiliki tanggung jawab untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap
yang demikian.
Dalam pembelajaran IPS evaluasi
memiliki pengertian penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS.
Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus
menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini
merupakan baro meter atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat
diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau
pemahaman peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenjang meniliki
karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Organisasi materi pendidikan IPS
pada tingkat sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu. Hal ini
disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang
masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS di Sekolah
Dasar disajikan secara tematik dengan mengambil tema-tema sosial yang
terjadi di sekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji
berangkat dari fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi
di sekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan
proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan
pendidikan IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS
serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan
IPS.
C. Evaluasi Dengan Penilaian Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai
sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang yang akan diuji. Hasil
tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-angka yang dalam istilah
teknisnya dinamakan scores, aspek kepribadian tersebut bisa berupa prestasi
akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian sosial dan lain-lain.
Tujuan dari evaluasi melalui
penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah seseorang siswa telah menguasai
atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan evaluai tes ini
juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau aspek-aspek kepribadian
lainnya.
Agar tes dapat menunaikan fungsinya
sebagai alat pengukur yang baik, maka guru harus memperhatikan hal berikut
dalam menyusun soal:
·
Validitas
Syarat ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang
diberikan benar-benar sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang
menjadi tujuan instruksional.
·
Reliabilitas
Tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya
tidak menunjukkan perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk
mengukur kemampuan seseorang.
·
Objektivitas
Soal-soal tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana
adanya, tidak dipengaruhi oleh pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau
faktor pengganggu lainnya.
·
Efisiensi
Tes dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan
banyak waktu, tenaga, dan biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya.
D. Evaluasi Dengan Penilaian Non Tes
Salah satu ciri pembaharuan pengajaran ilmu pengetahuan
sosial bersangkutan dengan lingkup tujuan yang hendak dicapainya, yang tidak
terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup aspek ketrampilan (intelectual
skill and social skill) dan juga mencangkup aspek afektif.
Sebagai konsekuensinya tujuan program pengajaran IPS harus
mencangkup ketiga aspek tujuan tersebut dan guru IPS harus mampu melaksanakan
ketiga penilaian, yaitu:
·
Penilaian
Ketrampilan
Untuk mengetahui ketrampilan
seseorang mengetahui sesuatu diperlukan tes perbuatan (performance tes).
Dalam melaksanakan tes ini perlu diperhatikan dan dibedakan antara hasil
perbuatan dan proses pelaksanaan perbuatan itu sendiri.
·
Penilaian
dengan Membuat Karangan (Laporan)
Dari hasil karangan siswa dapat
diketahui seberapa jauh kemampuan menerakan kemampuan siswa tersebut karena
untuk membuat karangan diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi
karangan.
Dalam mengevaluasi karangan terdapat
beberpa kriteria yang dapat digunakan sebagai patokan, seperti: materi dan
sistematika karangan, data penunjang dan cara pengambilan keputusan.
·
Penilaian
dari Segi Afektif
Aspek ini bersangkutan dengan
perasaan dan sikap sesorang terhadap suatu stimulus. Aspek tujuan afektif
mempunyai kedudukan penting dalam pengajaran IPS. Karena sering kali cara dan
alasan seseorang melakukan suatu perbuatan lebih perlu diperhatikan dari pada
jenis perbuatan itu sendiri.
·
Skala
Pilihan
Skala Pilihan (rating scales)
menyediakan daftar sebanyak 3-5 pilihan. Skala Pilihan dapat digunakan untuk:
observasi,wawancara, angket, juaga mengukur sikap, kebiasaan ataupun nikmat.
Skala pilihan dapat digunakan untuk : observasi, wawancara, angket, sikap,
kebiasan, atau minat.
·
Studi
Kasus
Studi Kasus diperlukan untuk
mempelajari peserta didik yag bertingkah laku ekstrim. Di sekolah
menengah, studi kasus dilakukan terhadap siswa yang bertingkahlaku ekstrim,
mengganggu dan perlu bantuan khusus.
·
Portofolio
Pendekatan portofolio adalah suatu
penilaian yang bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
mengkontruksi merefleksi suatu pekerjaan/ tugas dengan mengumpulkan bahan yang
relevan dengan tujuan dan keinginan yang diktroksuksi oleh siswa dan selanjutnya
dapat dinilai oleh guru. Dengan kata lain penilaian portofolio merupakan suatu
pendekatan dalam penilian kinerja siswa.
Sistem penilaian ini bermanfaat bagi
guru untuk mengevaluasi kebutuhan, minat, kemampuan akademik dan karekteristik
siswa secara individiual.
Penilaian Ranah Ranah/dimensi
keterampilan (skill) dan nilai-nilai (values) secara eksplisit
tidak tertuang dalam SK-KD. Mengajarkan keterampilan (skill) dan
nilai-nilai (values) dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam
proses pembelajaran. Caranya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran
“inovatif” yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan (skill)
dan nilai-nilai (values) yang akan diintegrasikan. Pembelajaran yang
demikian menurut Joyce dan Weil (1996) mempunyai dua efek, yaitu efek
pembelajaran (instructional effect) dan efek pengiring (nurturant
effect). Efek pembelajaran mungkin dapat dilihat hasilnya dalam jangka
waktu singkat. Sebaliknya efek pengiring membutuhkan waktu yang cukup lama.
Teknik penilaian yang lebih cocok adalah non tes.
Acuan untuk menyusun prosedur
pengintegrasian dan penilaian ranah keterampilan dan nilai-nilai sebagai
berikut:
·
menentukan
aspek keterampilan atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan;
·
merancang
metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau nilai-nilai
tersebut;
·
merumuskan
indikator pencapaian aspek keterampilan atau nilai-nilai yang diintegrasikan;
·
menetapkan
tingkat pencapaian setiap indikator.
·
menetapkan
skor tiap-tiap tingkatan;
·
menyusun
rubrik.
E.
Evaluasi
Dengan Penilaian Otentik
Penilaian Otentik (Authentic Assessment) adalah
proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Penilaian Otentik ini merupakan implikasi pemberlakuan
kurikulum berbasis kompetensi terhadap penilaian hasil pembelajaran di sekolah.
Sekolah, dalam hal ini guru dan kepala sekolah menjadi pengambil keputusan
dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran.
Sekolah menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang
terarah. selain itu sekolah melakukan continous-authentic assessment yang
menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi oleh siswa. Prinsip
dari penilaian otentik adalah sebagai berikut:
·
Keeping
Track
Prinsip Keeping Track menekankan pada
penelusuran dan pelacakan kemajuan siswa sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan.
·
Checking
Up
Prinsip Checking Up, yaitu tahap dalam
pengecekan ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
·
Finding
Out
Prinsip Finding Out, yaitu
penilaian harus mampu mencari dan menemukan dan mendeteksi kesalahan-kesalahan
yang menyebabkan terjadinya kelemahan dala proses pembelajaran.
Sumning
Up
Prinsip Sumning Up yaitu penilaian harus
mampu menyimpulkan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan atau belum.
Tujuan penilaian otentik adalah sebagai berikut:
·
Menilai
kemampuan individual melalui tugas tertentu.
·
Membantu
dan mendirong guru untuk mengajar yang lebih baik.
·
Meningkatkan
kualitas pendidikan.
·
Menentukan
strategi pembelajaran.
Beberapa karakteristik penilaian
otentik adalah sebagai berikut:
·
Penilaian
merupakan dari proses pembelajaran, bukan terpisah dariproses pembelajaran.
·
Penilaian
mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata, tidak berdasarkan pada
kondisi yang ada di sekolah.
·
Menggunakan
bermacam-macam instrumen, pengukuran dan metode yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengaman belajar.
Penilaian harus bersifat komperhensif dan holistik yang
mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
F.
Bentuk-bentuk
Evaluasi dalam Pembelajaran IPS di SD
1. Tes Bentuk Isian
·
Wujudnya
Terdapat kekosongan dalam butir soal perlu diisi.
Siswa diminta mencari sendiri bagian yang dapat melengkapi kekosongan itu.
2. Ragamnya (jenisnya)
a.
Isian dan melengkapi.
Ragam ini mempunyai ciri-ciri antara lain:
·
Berupa pertanyaan tak lengkap.
·
Adanya ruangan / tempat untuk
mengisi pertanyaan itu.
b.
Pertanyaan
Ragam ini diakhiri dengan tanda tanya, siswa diminta
menuliskan jawabanny dalam ruang yang tersedia secukupnya.
c.
Identifikasi atau asosiasi.
d.
Ragam ini menghendaki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan dengan selalu menghubungkan dengan pertanyaan pokok.
3. Keberatan terhadap bentuk isian
a.
Sukar membuat soal yang mampu
mengukur jenjang kemampuan yang lebih tinggi dari pengingatan.
b.
Jawabannya sukar dipastikan sebagai
satu-satunya jawaban, dengan demikian kunci jawabannya pun sangat sukar
ditentukan.
c.
Skornya memakan waktu lama.
d.
Skornya kurang terandalkan.
e.
Faktor subjektivitas iktu
berpengaruh dalam penilaian, jadi tidak objektif lagi.
2.
Bentuk Pilihan Alternatif
Bentuk pilihan alternatif ditandai butiran soal yang
diikuti oleh dua penilaian, dan siswa diminta memilih salah satu dari padanya
yang merupakan penilaian sendiri.
Beberapa ragam pilihan aternatif.
a.
Ragam benar – salah
Ragam ini berupa pernyataan yang
akan dinilai sebagai “benar”
atau “salah”.
b.
Ragam betul – salah
Ragam ini terdiri dari sebuah
kalimat, perhitungan atau ungkapan lain yang harus dinilai betul atau salah,
tergantung pada tepat tidaknya tulisannya atau tata bahasanya.
c.
Ragam ya – tidak
Ragam ini terdiri dari pertanyaan
langsung yang harus dijawab dengan ya atau tidak. Bentuk ini mempunyai kesamaan
dengan bentuk Benar – Salah.
Perbedaannya hanya terletak pada
jawabannya yaitu pada ragam Benar – Salah, jawabannya adalah Benar atau Salah,
sedangkan ragam ini jawabannya adalah Ya atau Tidak.
d.
Ragam kelompok
Ragam ini terdiri dari satu item
yang tidak lengkap dengan beberapa isian sebagai pelengkap, yang
masing-masingnya harus isian sebagai pelengkap, yang masing-masingnya harus
dinilai benar atau salah.
e.
Ragam pembetulan
Dalam ragam ini siswa diminta untuk
membetulkan setiap kesalahan dalam soal-soal dengan jalan mengganti bagian yang
digaris bawah dengan yang benar.
3.
Bentuk Menjodohkan
Terdiri dari serangkaian premis, serangkaian jawaban,
dan petunjuk menjodohkan premis dengan jawaban-jawaban tersebut.
a.
Wujudnya
Terdiri dari serangkaian premis,
serangkaian jawaban, dan petunjuk menjodohkan premis dengan jawaban-jawaban
tersebut.
b.
Sistem penomoran
Tergantung pada sistem menjawab, yaitu:
·
Di lembar jawaban atau
·
Langsung dalam buku soal
Apabila item “di lembar jawaban”
yang dipakai maka baik premis maupun jawaban diberi nomor atau tanda yang
membedakan premis yang diberi nomor sedangkan jawaban tidak. Di depan jawaban
ada ruang untuk menuliskan nomor jodohnya.
·
Sistem penjodohan
Ada dua sistem, yaitu:
a.
Penjodohan sempurna
b.
Penjodohan tidak sempurna
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Evaluasi merupakan salah satu
kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi,
bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta
didik serta keberhasilan sebuah program.
Proses evaluasi dilakukan melalui
tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah
untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil
pembelajaran oleh setiap peserta didik.
Karakteristik dari pendidikan IPS
adalah pada upayanya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga
negara yang baik. Warga negara yang baik berarti yang dapat menjaga
keharmonisan hubungan di antara masyarakat sehingga
terjalin persatuan dan keutuhan bangsa.
Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk
perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik
itu perbedaan pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya
dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang
berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai
individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik
fisik maupun sosial.
B. Saran
Dalam pembelajaran di SD sebagai guru sebaiknya memahami
karakteristik pembelajaran IPS di SD, sehingga tujuan pembelajaran itu sendiri
dapat tercapai. Guru harus mampu menanamkan sifat, sikap, dan nilai kepada
peserta didik sebagai upaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga
negara yang baik.
Sekolah, dalam hal ini guru dan kepala sekolah harus
mampu menjadi pengambil keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan
kurikulum dan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar